Sekolah Budaya - Kine Klub - Serambi Nusantara - Lego Lego - Pustaka Budaya - Cafe Nusantara

Jumat, 14 Januari 2011

Lampion Imlek, Simbol Harapan - Dipasang Tiga Hari Sebelum Imlek

Rabu, 12-01-2011
MAKASSAR, UPEKS—Lampion, salah satu piranti ‘wajib’ di saat Imlek dan Cap Go Meh. Namun, untuk memasang lampion, tidak sembarangan, melainkan ada adab khusus sesuai kepercayaan Tionghoa.
Pimpinan Klenteng Kwan Kong, Kusdiagung Gosal, meng-ungkapkan, lampion Imlek baru dipasang pada hari ketika menjelang Imlek.
“Setelah Dewa-dewa dimandikan, dan bagian klenteng lainnya dibersihkan, barulah pada dipasang kuplet dan lampion,” ungkap Kusdiagung Go-sal,
ketika ditemui di klenteng, kemarin.
Hal ini, karena kedudukan lentera kertas ini sangat besar dalam kehidupan. Dia adalah sebuah simbol harapan dan karenanya dihadirkan di pesta ritual tahun baru Imlek.
Pada tradisi tahun ajaran baru, juga misalnya, para orang tua mengantar anaknya ke sekolah dengan membawa lampion. Harapan mereka, kelak masa depan si anak secemerlang cahaya lampion.
Konon, 2.000 tahun silam, lampion menjadi alat penera-ngan bangsa Tiongkok, sekaligus simbol saat tradisi Cap Go Meh (hari ke-15 atau hari terakhir masa perayaan Imlek). Kala itu, menurut sejarahnya, sang kaisar yang bertakhta menghias seluruh istana dengan lampion warna-warni disertai harapan agar doanya dikabulkan.
Jadi, meskipun saat ini sudah banyak dijual lampion berbagai ukuran untuk menyambut Imlek, namun itu belum bisa dipasang. Khususnya pemasangan di klenteng.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar