Sekolah Budaya - Kine Klub - Serambi Nusantara - Lego Lego - Pustaka Budaya - Cafe Nusantara

Jumat, 14 Januari 2011

Feng Shui Bangunan Hingga Kuburan

Jumat, 17-12-2010

Pada era tahun 1980-1990-an Feng Shui mulai banyak diminati dan dipelajari lagi. Harus diakui, keberadaan Feng Shui ternyata cukup berpengaruh, khususnya dalam kehidupan Suku Tionghoa dan terbawa sampai di zaman modern ini.
Menariknya, warga Tionghoa percaya Feng Shui, tidak hanya untuk bangunan melainkan juga kuburan pun ada feng shuinya.

Walaupun tidak sekuat di Asia, terbukti dunia barat pun kini mulai memasukkan aspek-aspek pertimbangan Feng Shui dalam rencana-rencana penataan ruangan yang dibuat. Bahkan sekarang banyak kalangan arsitek mulai mempelajari dan menggunakan Feng Shui dalam rencana dan pembuatan design.
Sekarang ini sudah banyak buku-buku mengenai Feng Shui beredar di pasaran yang hampir semua adalah Feng Shui rumah/bangunan. Akan sangat sulit mencari buku tentang Feng Shui kuburan.
Memang di zaman modern ini Feng Shui rumah/bangunan dirasa lebih dapat dipercaya dalam penerapannya daripada Feng Shui kuburan yang mungkin dirasa hanya merupakan suatu warisan kebudayaan yang lama kelamaan akan terkikis. Padahal ilmu Feng Shui itu meliputi Feng Shui kuburan dan Feng Shui rumah/bangunan.
Pentingnya tata letak ruang serta segala pernik-perniknya sudah menjadi hal yang dipelajari secara khusus oleh hampir semua bangsa, sejak awal mula adanya peradaban di dunia ini. Konstruksi dan penataan serta arsitektural bangunan-bangunan, pada saat itu merupakan perpaduan antara teknologi dan seni yang tinggi dimana dapat dilihat dari peninggalan-peninggalan bangunan kuno yang masih ada sampai saat ini.
Setiap kebudayaan yang berkembang pada saat itu seakan mempunyai jiwanya sendiri yang memunculkan karakter-karakter serta ciri-ciri khas yang merupakan refleksi dari nafas kehidupan bangsa tersebut sekaligus merupakan pondasi kebudayaan modernnya.
Salah satu kebudayaan tertua di dunia adalah kebudayaan Tionghoa, yang sangat kuat dipengaruhi oleh ajaran Tao dan Khonghucu. Perkembangan peradaban yang pesat dimulai ribuan tahun sebelum masehi, melahirkan terciptanya berbagai penemuan awal di segala bidang penghidupan.
Pada kurun waktu antara tahun 2000 SM sampai tahun 1000 SM bangsa Tiongkok kuno telah mengenal dunia kedokteran, ilmu ketatanegaraan, ilmu ekonomi, serta teknologi lainnya, diantaranya adalah terciptanya methodology peramalan serta analisa tata letak ruang yang dikenal dengan nama Feng Shui.
Diperkirakan, ilmu Feng Shui ini adalah perkembangan dari konsep naskah I Ching yang disusun sebagai buku pegangan peramalan pada saat itu.
Kata Feng Shui sendiri berasal dari gabungan kata Feng yang berarti angin (arah) dan Shui yang berarti air (tempat). Jika dianalisa dari kata Feng Shui, maka kemungkinan besar ilmu ini sudah ada dan berkembang bahkan sebelum bangsa Tiongkok kuno mengenal kompas, dimana penentuan kondisi suatu tempat yang baik pada mulanya hanya melihat perpaduan unsur air dan angin saja. (in/suk)(UPEKS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar