Sekolah Budaya - Kine Klub - Serambi Nusantara - Lego Lego - Pustaka Budaya - Cafe Nusantara

Jumat, 14 Januari 2011

Pemerhati Budaya Tionghoa

Rabu, 12 Januari 2011 | 13:16 WITA
Komunitas ini awalnya terbentuk dari diskusi-diskusi ringan yang rutin digelar sejumlah pemuda Tionghoa. Di antaranya Jefry Tandiharjo, Kusnaryo Sally, dan Ichwan Nyiolah.
Ide komunitas ini ternyata disambut baik Roy Ruslim, Rudy Johan, Albertus Yap dan Saiman Sutanto.
    Pertemuan perdana digelar di Rumah Makan Kaisar,  Makassar. Pada September lalu, Roy Ruslim, Rudy Johan, Djafar Basri, Saiman Sutanto, Albertus Yap, Ronny Djapasal ,Azis Ilyas, dan Fonny Wijadi menggelar pertemuan. Pada pertemuan ini disepakati untuk mengawali keberadaan komunitas ini dengan menggelar kegiatan yang memanfaatkan momentun Imlek 2562/2010.
    Komunitas ini menegaskan diri tak berbau politik. Komunitas ini juga terbuka bagi semua etnis, apa pun latar belakangnya. Komunitas ini digawangi beberapa pemuda dari berbagai elemen agama yang ada.
    Maka logo komunitas pun disepakati memakai simbol Pakkua atau simbol keseimbangan hidup secara alamiah. 
    "KPBTI juga akan rutin melaksanakan dialog budaya di warung-warung kopi secara bergilir. Program ini akan diagendakan dalam tiga bulan sekali. Para pakar pembicara pun akan diundang secara bergilir,"
(mda)
Tribun Timur

( Muh Izzat Nuhung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar