Sekolah Budaya - Kine Klub - Serambi Nusantara - Lego Lego - Pustaka Budaya - Cafe Nusantara

Selasa, 11 Januari 2011

Pemkab Gowa Lumpuh 3 Jam

Bentrok Satu Jam, Lima Orang Luka, Satu Mobil Dirusak ; Sungguminasa Lumpuh Lima Jam ; Masih Lanjutan Ekses Politik Pilkada Gowa Tahun Lalu ; Massa Tetap Persoalkan Ijazah Ichsan Yasin Limpo ; Polisi Amankan Sembilan Orang
Tribun Timur/Muhtar Muis

Ratusan pendukung mantan kandidat Bupati Gowa Andi Maddusila Andi Idjo menyerbu masuk ke halaman kantor Bupati Gowa.
Artikel Terkait:
Selasa, 11 Januari 2011 | 10:22 WITA
Sungguminasa, Tribun - Ratusan orang yang menamakan diri Aliansi Rakyat Gowa (ARG) dan pendukung mantan calon Bupati Gowa Andi Maddusila Idjo menyerang kantor Bupati Gowa, Senin (10/1) sekitar pukul 10.30 wita.
Akibatnya bentrok antara massa pengunjuk rasa dengan pegawai Pemkab Gowa dan pendukung Bupati Gowa Ichsan Yasin Limpo tak terelakkan.
Sedikitnya tiga warga, seorang anggota Brimob Polda Sulsel, dan wartawan Tribun Timur, Edi Sumardi, terluka akibat bentrok dan rangkaiannya (lihat, Wartawan Dianiaya).
Bentrok tersebut terjadi di halaman Kantor Bupati Gowa dan berlanjut di Jl Masjid Raya, Sungguminasa. Hujan batu berlangsung kurang lebih satu jam dan massa menguasai halaman kantor bupati dan sekitarnya selama tiga jam. Sementara aktivitas di Sungguminasa dan sekitarnya lumpuh sekitar lima jam dan menyebabkan kemacetan panjang di sejumlah jalur alternatif.
Kepala Polres Gowa AKBP Totok Lisdiarto usai melakukan pertemuan tertutup dengan Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Gowa Yusuf Sommeng, mengatakan, pihaknya berusaha meredam massa dengan meminta mereka mundur.
Totok juga meminta pegawai pemkab menahan diri untuk menahan emosi sementara pihaknya berusaha meredam  pengunjuk rasa.
Panji Kerajaan
Semua akses jalan di sekitar kantor bupati ditutup kecuali Jl Tumanurung yang terhubung dengan Jl KH Agus Salim. Akibatnya, kemacetan panjang terjadi di daerah ini sampai ke Jl Andi Tonro.
Kejadian berawal saat massa ARG mendadak memasuki Kantor Bupati Gowa. Dengan membawa senjata tajam, bambu runcing, panji kerajaan, serta tombak-tombak khas Kerajaan Gowa mereka menyeruak masuk ke halaman Kantor Bupati Gowa melalui pintu keluar.
Bersamaan dengan masuknya massa ini, bebatuan juga melayang ke arah kantor dan sempat mengenai kendaraan yang di parkir di halaman depan. Serangan itu menimbulkan kepanikan anggota satpol yang sedang latihan di halaman kantor bupati serta pegawai yang berada di kantor bagian depan.
Bahkan di antara pengunjuk rasa ada yang membawa busur beserta anak panahnya serta meledakkan petasan yang sengaja ditembakkan ke samping. Hujan batu dan petasan yang diarahkan ke kantor bupati dibalas dengan lemparan batu dari sejumlah pegawai yang emosinya ikut tersulut. Saling serang pun terjadi.
Beruntung pasukan huru-hara yang dipimpin langsung AKBP Totok langsung membentuk barikade dan memisahkan dua kubu konsentrasi massa di halaman kantor Bupati 
Ijazah Palsu
Dalam orasinya massa menuntut Bupati Gowa Ichsan Yasin  Limpo mundur dari jabatannya karena dituding menggunakan ijazah palsu. "Kami sudah lama menunggu dan kami sudah capek bersabar," ungkap orator dari atas mobil pick up biru di depan Baruga Karaeng Pattinggalloang.
Orasi ini tak berlangsung lama.  Setelah satu jam di dalam kantor Bupati, pengamanan memukul mundur massa ARG. Massa inipun mundur dan melanjutkan aksinya di depan Masjid Agung Syekh Sungguminasa.
Pukul 15.00, massa yang berkonsentrasi di depan kantor DPRD kembali mencoba merangsek ke arah kantor Bupati. Tapi berhasil digagalkan ratusan petugas Polres Gowa yang dibantu Brimob  yang terus bersiaga di depan kantor dewan.
Penyerangan terhadap kantor bupati ini adalah kali kedua setelah penyerangan pertama pada 21 September 2010 lalu.
Saat itu masih marak-maraknya teror pascapilkada seperti upaya membakar bus pegawai yang terparkir di parkiran sebelah utara kantor bupati, penyerangan kantor bupati Gowa, dan kantor lurah katangka.
Izin Demo
Ke depan, kapolres akan melarang unjuk rasa berbau pilkada di daerah ini. Ia juga mengaku akan meminta kepada Kapolda Sulsel agar tidak memberikan izin unjuk rasa soal pilkada karena bisa berunjung bentrok.
"Kita sudah nikmati ketenangan selama kurang lebih enam bulan tanpa unjuk rasa pilkada. Tapi sekarang ada unjuk rasa pilkada, kembali terjadi bentrok. Kita minta polda agar meninjau izin terkait pilkada," jelasnya.
Pengamanan yang diterjunkan, katanya, sebanyak tiga kompi, yakni dua kompil dalmas Polres Gowa dan satu  kompi Brimob.
Sekitar pukul 16.00, aparat akhirnya mengambil sikap tegas untuk membubarkan pengunjuk rasa. Polisi memukul mundur pengunjuk rasa hingga ke posnya di Jl Istana Balla Lompa setelah menembakkan gas air mata.
Sebelumnya sempat terjadi aksi kejar-kejaran antara massa dan aparat hingga ke dalam Masjid Syekh Yusuf serta menyita seluruh benda tajam yang dibawa massa.
Polres Gowa sudah mengamankan sembilan orang dalam kejadian tersebut karena diketahui membawa senjata tajam dan menyerang symbol negara.
Keluarga Kerajaan
Aksi massa ARG yang membawa panji-panji dan pusaka Kerajaan Gowa langsung mendapat kecaman dari Putra Mahkota Kerajaan Gowa Andi Kumala Andi Idjo. Menurutnya, tidak sepantasnya alat-alat kerajaan tersebut dibawa untuk tujuan politik seperti itu.
"Panji-panji kerajaan itu keluar tanpa izin keluarga kerajaan. Kami keluarga kerajaan tidak pernah menanggapi politik setelah pilkada," kata Andi Kumala.
Kecaman yang sama juga disampaikan para keturunan bangsawan atas keluarnya benda-benda pusaka tersebut. Mereka yang mengeluarkan pernyataan antara lain Andi Rimba Alam, Masykur Mansyur, dan Muhammad Saud.
Keluarga besar laskar Lipang Bajeng, Masykur Mansyur mengatakan, benda-benda tersebut sudah lama dicari karena tidak ada di tempat penyimpanannya. Benda-benda yang merupakan benda tajam milik pasukan tubarani kerajaan dulu ini telah hilang dari penyimpanannya sejak setahun lalu.
 "Saya menyesalkan karena panji-panji kerajaan dibawa beraksi seperti barang rongsokan. Saya tersinggung karena ulah ini. Apalagi tidak ada konfirmasi sebelumnya. Selain itu, karena panji-panji itu diletakkan di sembarang tempat dan tidak ada penghargaan sedikitpun,'' ucap Masykur.
Secara terpisah, Muh Said Saud, pemerhati budaya dan sekaligus pewaris Karaeng Borisallo menyatakan, sangat keberatan dengan adanya oknum yang mengatasnamakan Bate Borisallo yang melakukan demo.
"Menurut saya pemerintahan di Kabupaten Gowa adalah sah secara hukum. Karena itu, saya mengimbau kepada semua keluarga di Borisallo untuk tidak mudah dipolitisir oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Mari kita menjaga keluhuran budaya di Borisallo,'' kata Said Saud.
Di lain pihak saat dihubungi via telepon kemarin, Mallawangan Karaeng Bella, anggota Batesalapang mengaku sangat keberatan  dengan dibawa sertanya sejumlah panji-panji Batesalapang karena tidak ada izin dari pemangku adat.
Wakil Ketua DPRD Gowa Rahmansyah juga menyesalkan adanya aksi anarkis. Dia mengatakan setiap kelompok punya hak yang sama dalam menyampaikan aspirasinya. "Asalkan disampaikan sesuai dengan aturan," katanya.
Kabag Humas dan Protokol Pemkab Gowa Arifuddin Saeni mengutuk keras aksi tersebut. Setidaknya kaca Baruga Karaeng Pattingalloang dan satu unit mobil jenis Suzuki Aerio milik PNS menjadi korban pelemparan batu.
"Menyerbu kantor bupati dengan melempar batu membawa senjata tajam dan membunyikan petasan adalah perbuatan  yang tidak terpuji," tegasnya.
Saat penyerangan terjadi, Bupati Gowa Ichsan Yasin Limpo sedang berada di Jakarta untuk tugas kedinasan.
Usut Tuntas
Arifuddin menilai penyerangan tersebut adalah penyerangan simbol Negara dan merusak kewibawaan pemerintah. Oleh karena itu, dia menilai penyerangan ini adalah bentuk ujian kepolisian dalam membuktikan profesionalisme kerja mereka.
"Kami minta agar kasus ini diusut tuntas. Penyerangan yang kedua kalinya ini sangat kelewatan dan tidak dibenarkan lagi. Tindakan ini sangat tidak bermoral. Dan yang lebih penting lagi, karena di antara massa itu murni orang dari luar Gowa, ini menunjukkan memang ada kesengajaan untuk merusak kondisi di Gowa,'' kata Arifuddin.
(cr1/ute/zil)


( Muh Izzat Nuhung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar