Sekolah Budaya - Kine Klub - Serambi Nusantara - Lego Lego - Pustaka Budaya - Cafe Nusantara

Sabtu, 15 Januari 2011

Ketua Lembaga Adat: Orang Papua Ikut Membagi Uang


Kamis, 13 Januari 2011 | 11:33 WITA
KETUA Lembaga Adat Toraja (LAT), M Tarra Sampetoging, mengaku prihatin atas banyaknya kecurangan dalam Pilkada Toraja Utara (Torut). Tokoh masyarakat Toraja ini mengungkap beberapa kecurangan yang ia saksikan dengan mata kepala sendiri. "Uang beredar seperti siluman. Rakyat digiring sehingga salah pilih. Bahkan ada kandidat yang sengaja mendatangkan orang-orang dari luar Toraja, sampai dari Papua untuk datang membagi-bagikan uang di Toraja Utara," ujar Tarra melalui telepon kepada Tribun, Rabu (12/1). 
 "Uang memang bisa membawa nikmat, tapi uang juga bisa membawa bencana. Di Toraja Utara ini, uang yang dibadikan kandidat tertentu bisa membawa bencana," katanya menambahkan. Menurutnya, empat hari sebelum pencoblosan, para pendatang dari Papua itu dipergoki antre di beberapa bank untuk menarik uang. "Uang itulah yang kemungkinan dibagi-bagikan kepada masyarakat agar memilih pasangan tertentu. Sudah ada yang kita tangkap sebagai bukti dan akan kita laporkan ke pihak berwenang," jelasnya.
Bahkan, menurut Tarra, rumah salah satu kandidat dipenuhi warga yang datang minta uang. Lalu mereka laporkan sendiri kejadian itu kemudian disergap oleh aparat.
"Warga yang disergap aparat di rumah kandidat nomor 6 itu kemudian berhamburan masuk hutan dan gunung-gunung. Di hutan dan gunung itulah mereka dengan leluasa membagikan uang. Itu mereka sengaja setting begitu agar bisa dengan leluasa membagikan uang di hutan dan digunung supaya tidak terdeteksi," ungkap Tarra.
Dia juga menyebut adanya upaya tertentu untuk mengurangi partisipasi pemilih di kantong kandidat tertentu. "Seperti di Lembang Tallung Penariang Kecamatan Sanggalangi, dari 1.100 lebih wajib pilih hanya 620 yang datang memilih. Ada 500-an warga yang tidak menerima undangan memilih. Ini baru satu lembang," ujarnya.(cr7)
Tribun Timur

Bukan Kendaraan Politik

Kamis, 7 Oktober 2010 | 06:07 WITA
SESUAI komitmen secara nasional yang telah disampaikan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), H Muh Trisno Adi Tantiono, pada pelantikan DPW PITI Sulsel, PITI yang hadir sejak tahun 1960 bukan organisasi politik.
Kehadirannya adalah sebagai perakat antara warga Tionghoa dan suku-suku lain di Indonesia. Anggota PITI boleh ke mana-mana, tetapi oraganisasinya tidak boleh dibawa kemana-mana, PITI adalah organisasi sosial keagamaan.
Sejak didirikannya, PITI adalah singkatan Persatuan Islam Tionghoa Indonesia. Namun pada masa Orde Baru, PITI diminta untuk menganti kepanjangannya menjadi Pembina Iman Tauhid Islam. Setelah reformasi, jajaran pengurus PITI secara nasional berupaya mengembalikan lagi nama aslinya.
Ditemui di tempat halalbihalal, Ketua DPD PITI Makassar, H Kwan John Adam, mengatakan, pada dasarnya PITI hadir selain sebagai perekat bangsa, PITI juga berjuang agar menjadi muslim yang baik. Muslim yang baik adalah muslim yang tidak mencampurkanadukan kepentingan politik dengan agama.
"Apalagi sampai menindas. Politik adalah urusan duniawi, sedang agama adalah pakaian nurani  untuk menuju mati. Ini yang perlu diluruskan," katanya.(mda)

Tribun Timur

Sulsel Kirim 10 Orang Magang di China

Rabu, 13 Oktober 2010 | 07:26 WITA
Makassar, Tribun - Sebanyak 10 guru bahasa Mandarin asal Kota Makassar akan dikirim untuk studi banding di Shang Hai, China. Mereka akan diberangkatkan ke Jakarta, 28 Oktober mendatang.
    Mereka akan bergabung dengan 15 peserta dari Bandung. Sebelum ke China, mereka akan mengikuti pembekalan selama seminggu di Jakarta.
    Dari Jakarta, mereka akan diberangkatkan ke Shang Hai China, 5 November 2010. Semua biaya ditanggung oleh pemerintah, kecuali uang saku para peserta tidak ditanggung.
    Ketua Badan Kordinasi Pendidikan Bahasa Mandarin (BKPBM) Sulawesi Selatan, Yonsi Lolo, mengatakan hal itu di Makassar, Selasa (12/10).
    "Mereka yang kami akan berangkatkan tersebut mengacu surat mandat yang ditandatangani Kementerian Pendidikan Nasional RI yang kami terima beberapa waktu lalu," ujar Yonsi.
    Sedangkan ke-10 nama yang akan dikirim itu merupakan hasil seleksi yang telah dilakukan  BKPBM Sulsel bekerja sama Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Kependidikan Non Formal, (Dirjen PMPKNF) Bardiati di kantor Yayasan Pendidikan Ilmu Kebudayaan dan Harapan Bangsa (YPIK-HB), Jl Mesjid Raya, Makassar, Sabtu (9/10) malam lalu.
    Yonsi menambahkan, pihaknya masih akan mengirim lagi guru bahasan Mandarin asal Makassar ke China untuk gelombang kedua. Rencananya akan dilakukan pada 17 Oktober mendatang.
    Mereka yang diikutkan pada gelombang kedua itu adalah para guru Mandarin, baik yang mengabdi di sekolah-sekolah maupun guru private.
    Syaratnya dengan mendaftar sesegara mungkin ke BKPBM Sulsel. Syarat lainnya berusia belum melebihi 60 tahun dan telah mengajar bahasa Mandarin minimal selama dua tahun.
    "Namun setelah mereka pulang, para guru ini wajib mengabdi dan membina warga yang  mau belajar bahasa Mandarin di BKPBM," jelas Yonsi.
    Guru-guru yang diberangkatkan studi banding ke Negeri Tirai Bambu itu juga akan mengunjungi lokasi-lokasi wisata yang ada di sana. Di antaranya Xia Men, Hai Nan, Wu Han dan Nan Jing.
     "Upaya ini untuk memacu ketertinggalan generasi muda Indonesia dalam bersaing di era globalisasi dan perdagangan bebas yang memerlukan pengucapan bahasa Mandarin," katanya. (mda)


Tribun Timur

( Muh Izzat Nuhung)

Ponijan Liaw Akan Hadir di Makassar

Rabu, 13 Oktober 2010 | 07:27 WITA
Makassar, Tribun - Ahli komunikasi yang juga seorang motivator ulung asal Jakarta, Dr Ponijan Liaw, akan berada di Makassar dan tampil sebagai pembicara pada seminar komunikasi dengan tema Kenali Krakter, Raih Sukses Berlimpah, 31 Oktober mendatang.
    Seminar tersebut akan digelar di Hotel Clarion, Jl AP Pettarani, Makassar. Kegiatan ini diprakarsai Keluarga Buddhis Brahmavihara bekerja sama The Energetic People Development Center (EPDC) serta didukung Tribun Timur.
    Rencana seminar tersebut disambut antusias warga Kota Makassar. Buktinya, saat peluncuran perdana penjualan tiket seminar tersebut yang dilakukan di Toko Buku Promedia, Jl Pelajar, Makassar, Minggu (10/10) lalu, banyak warga yang memborongnya.
    "Hanya dalam waktu satu jam, tiketnya terjual 68 lembar. Tiket seminar ini masih bisa diperoleh  di TB Promedia, BPR Hasamitra,dan Radio Smart FM Makassar," ujar Pembina Keluarga Buddhis Brahmavihara, Miguel Dharmadjie, kepada Tribun, Senin (11/10). (mda)

Tribun Timur

HUT KBBV Makassar Dirayakan Sederhana

Tribun Timur/MDA

Rabu, 20 Oktober 2010 | 05:19 WITA
Keluarga Buddhis Brahma Vihara (KBBV) Makassar merayakan hari ulang tahunnya (HUT) yang ke-14 dengan cara sederhana, Minggu (17/10) lalu.
    Perayaan tersebut digelar dengan cara pujabakti yang dibawakan para pengurus KBBV di lantai tiga Klenteng Kwan Kong (Rumah Ibadah Satya Dharma) di Jl Sulawesi, Makassar. Pada perayaan itu, turut dihadiri Ketua Bhikkhu Pembina Daerah Sulawesi Selatan Sangha Theravada Indonesia (STI) YM Siriratano Thera.
    Pada acara tersebut, pengurus dan umat Buddha Brahma berkesempatan untuk makan siang bersama Bhikkhu Sangha.
    Dalam wejangan singkatnya, Bhikkhu Siriratano Thera  mengimbau agar  pengabdian yang telah dilakukan oleh KBBV selama ini dapat secara konsisten dan berkesinambungan terus dilakukan. Namun dengan tetap berpedoman pada orientasi tujuan pengabdian yang jelas dan sesuai dengan ajaran Sang Buddha.
    "Karena inti dari pengabdian yang dilakukan adalah menanamkan jasa kebajikan dalam kehidupan ini. Semoga semua jasa kebajikan yang telah dilakukan selama 14 tahun dan yang akan dilakukan pada waktu mendatang, membuahkan kesejahteraan, kebahagiaan dan tercapainya cita-cita luhur para perintis, pengurus dan anggota KBBV," kata Bhikkhu Siriratano.
    Usai membacakan paritta pemberkahan dan pemercikan tirta (air) kepada hadirin, Bhikkhu Siriratano berkenan  menyalakan lilin ulang tahun yang diikuti dengan menyanyikan lagu selamat ulang tahun oleh para pengurus dan umat yang hadir.
    Peniupan lilin dilakukan Ketua dan Wakil Ketua KBBV Makassar, berturut-turut Marcel Dharmadjie dan Jane Chandra. Turut meniup lilin adalah Koordinator Biro Puja Bakti Kennedy Siswanto. Peringatan HUT KBBV selanjutnya ditutup dengan ramah tamah bersama. (moeh david aritanto)
   
31 Oktober, Hadirkan Ahli Motivator

    Sebagai puncak peringatan HUT ke-14, KBBV Makassar akan menggelar seminar Kenali Karakter Anda dan Lawan Bicara, Raih Sukses Berlimpah pada Minggu (31/10) mendatang. Seminar akan berlangsung di Hotel Clarion di Jl AP Pettarani, Makassar.
    Seminar ini menghadirkan narasumber ahli komunikator asal Jakarta sekaligus pengarang buku-buku komunikasi best seller DR Ponijan Liaw MPd. Acara ini terbuka untuk umum.     Mantan Ketua KBBV Makassar yang kini menjabat pembina KBBV, Miguel Dharmadjie, mengatakan KBBV merupakan suatu organisasi kepemudaan Buddhis yang berorientasi mengembangkan Brahma.
    Brahma adalah sifat-sifat batin yang luhur dalam diri  kehidupan sehari-hari yaitu metta atau cinta kasih, rasa simpatik atau mudita dan keseimbangan batin (upekkha) dalam bertindak dan berkelakuan. (mda)

Daftar Pengurus KBBV Periode 2007-2010
Ketua: Marcel Dharmadjie
Wakil ketua: Lie Imin
Wakil ketua: Jane Chandra
Sekretaris: Christine Horas
Wakil Sekretaris: Deviana Gosal
Bendahara: Eva Natalia
Wakil Bendahara: Lincewati Honoris      (mda)

Tribun Timur

(Syamsul)

Jumat, 14 Januari 2011

Chan Sie Sia, Pemohon Lampu Merah di Jl Sangir

Sejarah
Rabu, 24 November 2010 | 12:52 WITA
KARENA hampir setiap saat, Chan Sie Sia, atau akrab disapa Rosiady Tandean (62), melihat berbagai kecelakaan lalu lintas di perempatan Jl Sangir dan Jl Sulawesi, ia memutuskan memohon pemasangan lampu pengatur lalu lintas (traffic light) kepada Camat Wajo yang waktu itu dijabat oleh A Achmad Massalissi.
Atas dasar permohonan Rosiady, Achmad melayangkan surat permohonan kepada Kepala Dinas Perhubungan Makassar yang saat itu dijabat oleh almarhum Rusdy Kamaruddin. Tahun 2003, lampu pengatur lalu lintas terpasang di perempatan jalan tersebut.
Bukan itu saja. Pasar Bacan ternyata pernah juga dipindahkan ke Jl Pakareppe atau sekarang Jl Lembeh. Pasar Bacan ini digusur oleh Wali Kota Ujung Pandang, Malik B Masri.
Pada tahun 2001, generasi kedua pewaris Warung Kopi Mei Nang yang tertua di Makassar (1932), Rosiady Tandean, memperjuangkan agar Pasar Bacan dikembalikan ke Jl Bacan.
Hasilnya, perjuangan Ketua I LKMD Kelurahan Melayu Baru berhasil. Kini masih dapat disaksikan Pasar Pecinan di Jl Bacan tetap berdiri. Pasar ini mulai bergeliat pukul 06.00. Pada pukul 12.00 wita pasar kegiatan berhenti. Keadaan Jl Bacan usai tengah hari sepi seolah tidak ada aktivitas.
Kini generasi kedua pemilik warung kopi yang sekarang menjadi Warung Kopi Satu Delapan itu masih berusaha berjuang untuk menjadikan Pecinan Makassar sebagai kawasan wisata. Mudah-mudahan keinginan ini segera terwujud," demikan kata Rosiady di warkopnya, Senin (22/11).(moeh david aritanto)
Tribun Timur

( Muh Izzat Nuhung)

Marga Kwan Sedunia Bersatu di Makassar

Tribun Timur/Moeh David Aritanto

KWAN - Suasana pelantikan dan pengukuhan pengurus baru Perhimpunan Marga Kwan Indonesia dan Sulsel periode 2010-2013 di Restoran Runtono, Jl Gunung Bawakaraeng, Makassar, Minggu (28/10) lalu.
Artikel Terkait:
Kamis, 2 Desember 2010 | 12:13 WITA
Makassar, Tribun- Pengurus Perhimpunan Marga Kwan Sedunia kembali berkumpul di Makassar. Hal ini sekaitan dengan pelantikan pengurus Perhimpunan Marga Kwan Indonesia dan Sulsel periode 2010-2013.
    Pelatikan mereka digelar di Restoran Runtono, Jl Gunung Bawakaraeng, Makassar, Minggu (28/10) lalu. Mereka ada yang berasal dari Jakarta, Bali, Samarinda, Balikpapan, dan Makassar.
    Pada pelantikan itu dihadiri sekitar tiga ratusan warga Tionghoa yang berasal dari berbagai yayasan dan lembaga sosial Tionghoa.
    Di antaranya hadir Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Sulsel Frans Heming Wang dan sekretarisnya, Ferdinand Lois, serta Ketua Yayasan Aman Makmur Hairianto.
    Mereka tiba melalui Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, sejak Sabtu (27/11) lalu. Rombongan tersebut dipimpin Ketua Perhimpunan Marga Kwan Sedunia, Kwan Wen Lung.
    Mereka diterima Ketua Perhimpunan Marga Kwan Indonesia, Hendrik Karlam dan Ketua Perhimpunan Marga Kwan Sulawesi Selatan Irwan Kompoi.
    Saat tiba, rombongan yang dipandu Ketua II Pengawas Perhimpunan Marga Kwan Indonesia Rudy Johan, menyempatkan mampir di Klenteng Kwan Kong di Jl Sulawesi, Makassar, Sabtu (27/11/2010) sekitar pukul 16.00 Wita.
    Kunjungan Marga Kwan ini bukan untuk sekadar berwisata  di Klenteng Kwan Kong, melainkan dimaksudkan untuk memberikan penghormatan kepada altar salah satu Kakek Buyut Leluhur mereka yang dikenal sebagai Panglima Perang Era Dinasti, Jendral Kwan Kong yang tiga sekawan.
    Kepada Tribun, Ketua Perhimpunan Marga Kwan Indonesia terpilih, Hendrik Karlam, mengatakan visi dan misi Perhimpunan Marga Kwan di antaranya adalah mempererat tali persaudaraan antarsesama Marga Kwan dari tidak saling mengenal menjadi saling mengenal dan akrab.
    Wakil Ketua Perhimpunan Marga Kwan Indonesia Eric Raharjo menambahkan, Keluarga Besar Marga Kwan juga akan membantu sesama Marga Kwan yang kurang mampu, selain itu Keluarga Besar Marga Kwan juga akan melakukan aktivitas yang bergaun kemanusiaan dan sosial, seperti membantu para korban bencana alam dan lainnya.
    Hendrik berharap, ke depan Marga Kwan dapat menghasilkan keturunan-keturunan Marga Kwan yang unggul untuk tampil berpartisipasi pada laju pembangunan bangsa Indonesia. (mda)

Berawal di Hongkong
Wakil Ketua Perhimpunan Marga Kwan Indonesia, Eric Raharjo, mengatakan, Perhimpunan Marga Kwan Sedunia berawal di Hongkong, sekitar tahun 1960.
    Kemudian berkembang kebeberapa negara lain dihampir seluruh negara dan pada 24 Maret 2008, Perhimpunan Marga Kwan Indonesia, resmi berdiri di Jakarta kemudian tersebar dibeberapa propinsi yang ada di Indonesia, termasuk Sulawesi selatan. (mda)

Para ketua
 - Ketua Perhimpunan Marga Kwan Sedunia: Kwan Wen Lung
- Ketua Perhimpunan Marga Kwan Indonesia: Hendrik Karlam
- Ketua Perhimpunan Marga Kwan Sulawesi Selatan: Irwan Kompoi.

Tribun Timur

Bahasa Mandarin Pun Masuk Kampus

Kamis, 9 Desember 2010 | 11:43 WITA
Makassar, Tribun - Universitas Hasanuddin adalah salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki Pusat Bahasa Mandarin (PBM). Lembaga baru ini dibentuk berkat kerja sama dengan Pemerintah China melalui Nachang University of China.
Dengan posisinya itu, Unhas kelak akan menjadi PBM di Kawasan Timur Indonesia dan berfungsi mendidik dan mengetes mereka yang hendak melanjutkan pendidikan ke China.
"Pusat Bahasa ini merupakan salah satu dari enam PBM yang ada di Indonesia dan telah menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan Hanban (Kantor PBM Internasional RRC) Juni 2010 di Beijing,'' ujar Prof Lai Yihua dari Nanchang University (NCU) yang menjadi Direktur PBM kepada wartawan di Unhas, Senin (6/12).
Enam perguruan tinggi di Indonesia akan  menandatangani memorandum of agreement (MoA) kerja sama di Beijing disaksikan Wakil Menteri Pendidikan Nasional RI, Fasli Jalal. Rektor Unhas, Idrus A Paturusi, hadir bersama beberapa rektor PTN lainnya.
Penandatanganan berlangsung  antara para rektor dengan Rektor Nanchang University, Prof Zhou Wenbin. Dari Unhas ikut disaksikan Wakil Rektor IV Unhas Dwia Aries Tina Pulubuhu dan Direktur Internasional untuk Pertukaran Luar Negeri NCU Prof Xu Maoyun.
Untuk menjalankan aktivitas PBM ini ditetapkan dua orang direktur, masing-masing Prof Lai Yihua (Patrick) dari NCU dan Prof Burhanuddin Arafah, Dekan Fakultas Sastra Unhas.
PBM Unhas berlokasi di Kampus Unhas Jl Sunu yang peresmiannya dijadwalkan Februari 2011. Peresmian tersebut akan dirangkaikan dengan Chinese Culture Week (Pekan Budaya China).
Guna melaksanakan kegiatan di luar negeri, sejak tahun 2004 pemerintah RRC mulai melakukan eksplorasi dengan pendirian lembaga publik yang bertugas  mempromosikan bahasa dan kebudayaan China  ke mancanegara. Lembaga tersebut adalah badan Confiucius Institute.(fik)

Tribun Timur

( Muh Izzat Nuhung)

Ching Ching Awali Karier dari Makassar

Profil
Tribun Timur/Moeh David Aritanto

Tjiang Chueng Ching (Chintya)
Kamis, 9 Desember 2010 | 11:55 WITA
MESKI sudah sukses sebagai penyanyi berbahasa Mandarin di Jakarta, Tjiang Chueng Ching atau yang akrab disapa Ching Shing dan Chintya masih ingat dengan Makassar. Ia memang mengawali karier mnyanyinya dari kota ini.
Ia mulai debut pada tahun 1987 hingga pernah juara 1 lomba Karaoke di GTC pada tahun 1990. "Setelah itu saya henkang ke Jakarta," katanya kepada Tribun yang menjumpainya saat mengunjungi kedua orangtuanya di Jl Landak Baru, Makassar, beberapa waktu lalu.
Alhasil, dengan modal suara dan parasnya yang cantik, Ching Ching melanglang buana di hampir seluruh kota besar di Indonesia, Singkawang, Medan, Pekanbaru, Jambi, Lampung, Pontianak, Banjarmasin, Balikpapan, Bangka, Padang, Semarang, dan Yogyakarta. Bahkan ia pernah bernyanyi di Hongkong.
Selain show dibeberapa kota, Cinthya juga pernah tampil pada acara Imlek di Trans TV serta acara Oriental Night ANTV. Cinthya bukan artis sinetron yang kerap tampil di layar kaca. Oleh karena itu tidaklah heran kalau masih banyak yang belum mengenalnya.
Tetapi bagi kalangan komunitas Tionghoa, wajahnya tidak asing lagi karena Chintya dikenal sebagai penyanyi serba bisa. Artinya bukan hanya menguasai lagu Mandarin saja.
Dara blesteran Tionghoa-Makassar ini selain tampil sebagai singer show juga punya event organizer (EO). Namanya Chintya Entertainment. Chintya menambahkan, meskipun dia adalah pemilik EO tetapi dalam hal transaksi show untuk dirinya pribadi dia juga punya manager.
Kepada Tribun Chintya mengatakan, dirinya cuma bisa sehari saja mengunjungi kedua orangtuanya di Makassar karena order sangat padat jelang Natal dan Tahun Baru ini.
Berkah Menyenangkan Orang
SEBAGAI seorang artis menyanyi, kata Chintya, ia harus menyenangkan setiap orang saat show. Baik itu berupa fans atau publik yang baru kita hadapi.
"Karena menyenangkan orang dengan penampilan kita di dunia entertainment adalah berkah dan rezeki tersendiri buat saya," kata Chintya.(moeh david aritanto)

datadiri
- Nama: Tjiang Chueng Ching (Chintya)
- Lahir: Makassar, 5 April
- Mulai karier: Menyanyi 1987 di Makassar
- Alamat: Mangga Besar, Jakarta

Tribun Timur

( Muh Izzat Nuhung)

Usai Bisnis, Kongkow di Hai Hong

Rabu, 22 Desember 2010 | 07:36 WITA
KEBIASAAN kongkow (bersantai) di kedai kopi juga dilakukan oleh sejumlah pebisnis Tionghoa. Sebutlah Pembina Yayasan Sosial Budi Luhur, Hengky Irawan. Ia suka sekali kongkow usai bergelut dengan urusan bisnis.
Ada juga Ketua Yayasan Tunas Lestari Leonard Tanzil, Ketua Yayasan Sosial Aman Makmur Hairyanto, dan manta Ketua Perkumpulan Sosial Guang Zhao Mien Karyadhi. Senin (20/12) lalu, tampak asyik bercengkrama di Warung Kopi Hai Hong, Jl Bonerate Makassar.
Hampir tiap sore mereka berkumpul tersebut untuk sekadar pelepas lelah dari sengitnya perjuangan hidup di dunia bisnis. Dalam pembicaraan mereka, terdengar cerita nostalgia hingga saling introspeksi dan mengevaluasi apa yang telah mereka kerjakan hari ini.
Sesekali terdengar canda dan tawa saling mengejek. Pemandangan ini sangat menarik karena mereka duduk menyatu satu meja seperti sedang konferensi.
Sesekali mereka menganalisis situasi politik tanpa ada yang memihak. Meski sudah tua, pembicaraan mereka terhitung berat. Setelah waktu menunjukkan pukul 16.30 wita, mereka pun bubar untuk pulang ke rumah dan mandi.
Menurut Hengky, sesampai di rumah, mereka makan dulu dan nonton televisi sebentar lalu tidur.
Keesokan hari jelang subuh, mereka beraktivitas olahraga. Lalau mandi dan membuka toko kembali.
"Itulah perjalanan hari-hari jelang usia kami yang telah senja," katanya sambil tertawa.(mda)

Tribun Timur

( Muh Izzat Nuhung)

Hari Ini Warga Tionghoa Makan Onde-onde

Rabu, 22 Desember 2010 | 07:37 WITA
Makassar,Tribun - Sudah merupakan suatu tradisi secaran turun-temurun dari daratan China. Memasuki musim gugur 22 Desember berdasarkan penanggalang Masehi. Setiap tahun warga Tionghoa merayakan hari makan onde-onde di seluruh dunia.
Perayaan ini, menurut budayawan dan guru bahasa Mandarin dari Badan Kordinasi Bahasa Mandarin Indonesia (BKBMI) Sulsel, Yonsi Lolo, tanggal dan bulan berdasarkan penanggalan Masehi tetap tanggal 22 Desember karena bulan berdasarkan tahun Imlek selau berubah-ubah.
Pada hari ini semua warga Tionghoa yang beragama Buddha, Tao, dan Khong Hu Cu menggelar sembahyang di rumah masing-masing untuk menjamu para leluhurnya.
Hari makan onde-onde selalu sebulan sebelum memasuki tahun baru Imlek. Hari ini juga adalah hari yang menentukan. Jika hujan turun pada hari ini, berarti pada tanggal 1 bulan kesatu penanggalan Imlek 2562 mendatang tidak hujan.
Sebaliknya, kata Yonsi, jika hari ini tidak hujan berarti pada tanggal 1 bulan kesatu penanggalan Imlek 2562 mendatang akan turun hujan.(mda)
Tribun Timur

Sebagian Warga Percaya Biawak Bisa Muluskan Kulit


perawatan wajah
Rabu, 22 Desember 2010 | 07:38 WITA
WARGA Tionghoa selain terkenal sebagai penemu beberapa ramuan obat herbal yang terbuat dari berbagai jenis tumbuhan, juga menemukan beberapa hewan yang dapat dijadikan makanan kaya nutrisi dan obat. Salah satunya adalah sup biawak.
Meskipun biawak adalah hewan yang berkulit kasar seperti buaya, warga Tionghoa percaya bahwa daging biawak bisa membuat kulit menjadi mulus. 
Selain itu, binatang ini juga dipercaya menyembuhkan berbagai penyakit gatal-gatal dan menambah stamina bagi orang yang mengonsumsinya.
Warga Tionghoa, Cing Cong Heng, atau yang akrab disapa Joko, mengatakan, telah lama rumahnya menjadi tempat pengolahan daging biawak menjadi sup.
"Karena biawak bukan hewan santapan umum dan susah diperoleh, sehingga saya hanya melayani pesanan seminggu sekali dan tidak membuka rumah makan, layaknya makanan umum," katanya saat ditemui Tribun di kediamannya, Jl Timor 92, Makassar, akhir pekan lau. 
Ia menjual antara hari Rabu dan Kamis. Joko menambahkan, mereka yang memesan adalah orang-orang tertentu yang mengerti khasiat dari sup biawak. Tidak semua orang Tionghoa yang gemar menyantapnya.
Resepnya pun terbagi dua sesuai pesanan. Jika yang memesan ingin sup biawak biasa, maka bumbu-bumbu yang dipakai adalah bumbu-bumbu umum. Tetapi jika yang memesan menginginkannya untuk obat, mka sup dicampur ramuan obat tradisional China.
Beberapa nama ramuan adalah kei ci, tang kui, tang chen, hong cao atau biasa tersebut anco (kurma China), jiang atau Jahe, dan ciu (arak China). Harganya pun dua macan. Tidak menggunakan ramuan obar Rp 40 ribu per porsi, menggunakan ramuan obat Rp 80 ribu per porsi.
Tapi jangan salah, biawak juga disukai warga non-Tionghoa. Seorang pemuda asal Toraja, Luther, mengatakan, biawak adalah binatang yang biasa dijadikan santapan. Jika mereka berhasil emnangkapnya, ia akan memasaknya menjadi sate atau rica-rica.(moeh david aritanto)


Sebulan Hanya 10 Ekor
PARA juru potong biawak yang bekerja di tempat Joko mengaku sulit mendapatkan biawak. Edo, seorang tukang potong biawak mengatakan, dalam sebulan mereka hanya bisa menangkap 10 ekor. Paling banyak 20 ekor.
Harga tergantung besar kecilnya biawak. Jika besar harganya sekitar Rp 30 ribu per ekor. Untuk ukuran sedang hanya Rp 20 ribu per ekor.
Pasokan biawak biasanya diperoleh dari daerah Sinassara di Kecamatan Ujungtanah, Makassar. Di sana memang masih banyak rawa-rawa.(mda)

bumbu obat ramuan china :
 - Kei ci, hong
- Tang kui
- Tang chen
- Hong cao/anco (kurma China)
- Jiang atau jahe
- Ciu atau arak China.

Tribun Timur

( Muh Izzat Nuhung)

Tahun Kelinci, Cerdik dan Lincah

Rabu, 5 Januari 2011 | 15:33 WITA
WAKTU bagai meteor yang melesat. Tidak terasa perputaran 12 Shio berdasarkan perhitungan kalender penanggalang Imlek warga Tionghoa.
Kini Tahun Kelinci Logam Emas akan tiba tepatnya pada Kamis (3/2) nanti.
Untuk Imlek 2561 tahun lalu merupakan Tahun Macan Logam.Tahun itu dinilai bagus karena ada unsur emasnya namun gejolak tetap ada. Seperti macan yang sewaktu-waktu dapat mengamuk di dalam tanah.
Prediksi itu menampakan indikasi yang menguatkan. Tahun lalu bencana terjadi dimana-mana dengan korban yang banyak. Lalu bagaimana dengan tahun ini
Seorang pengusaha wanita bermarga Tung, Evi Tungadi yang dijumpai Tribun usai ibadah di Vihara Girinaga Jl Gunung Salahutu II Makassar, Minggu (2/1), mengatakan, tahun ini tahun Kelinci Emas adalah tahun yang cerdik, lincah, dan gemulai sesuai simbol gambar kelinci.
"Tetapi ada juga orang yang mengatakan Tahun Kelinci adalah Tahun Play Boy," urainya sambil tersipu.
Tetapi apapun perkiraan itu hanyalah perhitungan tahun dan prediksi.
Namun, menurtnya, semuanya berpulang kepada individu masing-masing. "Dibutuhkan nurani dan niat baik yang disatukan dengan pikiran rasional yang jernih untuk memperbaiki keburukan masa lampau," urainya.
Menurut Evi, kemurkaan alam kepada kehidupan manusia di tidak lepas dari nurani, pikiran dan perbuatan.
"Karena agama apapun telah menggariskan, bahwa alam, bumi beserta isinya merupakan tiga hal yang harus menyatu dalam  ikatan dan tidak bisa dilepaskan. Jika ada yang berjalan berlawanan pada porosnya, tentu mengakibatkan bencana," tambahnya.
Evi mencontohkan dalam bisnis dan berrumah tangga. Jika selalu ada keributan, ketidak-jujuran pasti petaka menghampiri. "Ini bukan teori tapi sesuai logika walau irasional," kata Evi.
Evi berpesan, "Bekalilah hati dan pikiran dengan hal-hal yang positif yang bermanfaat menyambut datangnya Tahun Kelinci Emas.(moeh david aritanto)

Data diri:
Nama: Evi Tungadi
Tempat/Tgl Lahir: Makassar/20 April
Pendidikan: Alumni SMA Katolik 1990
Karier: Wiraswasta
Hobbi: Nonton
Anak-anak: Rinaldi Panorama, Dharmawan Panorama
Suami: Johan Panorama
Alamat: Jl Pengayoman Komp Glodiol Makassar.

Tribun Timur

( Muh Izzat Nuhung)

Girinaga Sambut Tahun Baru dengan Fhang Seng

DOK GIRINAGA

FHANG SENG - Sejumlah pengurus dan umat Buddha Theravada Vihara Girinaga Makassar menggelar acara Fhang Seng atau pelimpahan jasa kebaikan lewat hewan di awal memasuki hari pertama terbitnya matahari tahun baru 2011, Sabtu (1/1), di Pelabuhan Peti Kemas Makassar.
Rabu, 5 Januari 2011 | 15:38 WITA
SALAH satu kepercayaan yang diwarisi warga Tionghoa sacara turun temurun adalah menggelar acara Fhang Seng. Acara itu ditandai denga prosesi melepas berbagai hewan ke alam bebas.
Hewan-hewan yang dilepas dulunya hanya sebatas penyu dan sejenisnya, termasuk burung pipit (bengisi).
Kini ikan lele dumbo juga dijadikan Fhang Seng. Seperti yang digelar pengurus dan umat Buddha Vihara Girinaga di Jl Gunung Salahutu II Makassar saat menutup dan mengawali hari pertama terbitnya matahari Tahun Baru, Kamis (30/12).
Jajaran pengurus dan umat Buddha Vihara Girinaga telah melepas 2.200 ekor ikan lele dumbo di danau GTC Tanjung Bunga Makassar.
Dan pada awal tahun, Sabtu (1/1) subuh juga melepaskan penyu di Pelabuhan Kontainer Soekarno Hatta Makassar.
Pada hari yang sama sekitar pukul, 06.00 wita, bertempat di lantai IV Vihara Girinaga juga dilepas 3.000 ekor burung pipit lokal atau tersebut Bengisi Mangkasara.
Saat dilepas semua hewan-hewan dibacakan Paritta atau pembacaan ayat suci versi Buddha Theravada.
Pembacaan Paritta ini dipimpin Bhikkhu Sangha, Bhante Saron dan Bhante Saving dan Ketua Panitia Penyelenggara Fhang Seng, Alex Chandra Wijaya dengan ikuti ratusan umat Buddha Vihara Girinaga.(mda)

 Harus Dibarengi Perbuatan Nyata
KETUA Yayasan Vihara Girinaga Makassar, Roy Ruslim menjelaskan Fhang Seng harus dibarengi tindakan nyata, perbuatan dan perkataan secara baik.
"Walau melepas beratus penyu, beribu-ribu ikan lele dan ribuan burung pipit ke alam bebas, jika ini tidak disertai perbuatan baik sehari-hari maka tidaklah berguna," ujarnya.
Seperti orang pandai bicara tentang hukum karma dan sebab akibatnya namun setiap harinya berbuat bejat dan fitnah, menurut Roy itu jelas bertolakbelakang dengan nilai dari ritual Fhang Seng.(mda)

Fhang Seng Vihara Girinaga
* 30 Desember 2010: 2.200 ekor ikan lele dumbo
* 1 Januari 2011: 100 ekor penyu
* 1 Januari 2011: 3.000 burung pipit lokal
* Pemimpin ritual Fhang Seng: Bhante Saron dan Bhante Saving


Tribun Timur

( Muh Izzat Nuhung

Susunan Panitia Imlek 2562 -- 2011

Rabu, 12 Januari 2011 | 13:18 WITA
Pembina: Hengky Irawan
                Alexander Yaury
                Charles Teriandy
                Hasan Basri
                Irianto Santoso
                Kadir Gunawan
                Kuandy Jita
                Ridwan
                Sugianto
                H. Maddo Pammusu (Pimpinan Umum Tribun Timur)

Promotor : H. Ciptyantoro (Pimpinan Perusahaan Tribun Timur)
                  Dahlan Dahi (Pimpinan Redaksi Tribun Timur)
                  Moeh. David Aritanto
Ketua Panitia : Roy Ruslim
Wakil Ketua I : Rudy Johan
Wakil Ketua II : Djafar Basri
Bendahara        : Wijaya Candra
Wakil Bendahara : Fonny Wijadi
Sekretaris : Ronny Djapasal
Wakil Sekretaris : Saiman Sutanto
Koordinator Talk Show : Harry Kumala
                                         Albertus Yap
                                         H.John Adam FM
                                         Dion Jiefry Gafur
Kordinator Pameran : Azis Ilyas
                                    David Fonda
                                    Harry Pursino
                                     Yanto Gunawan
                                    Efendy Hamzah
Bagian Umum : H.S. Wikarsa
                          Wempy Hongari
                          Johny Lopez
                          Piter Gunawan
                          Revy Chandana
                          Roy Wijaya
Bagian Publikasi : Anny Rahima Arma (Manajer Iklan Tribun Timur)
                              Marina Lumele
                              Zulham Efendy
Bagian Konsumsu : Carolina Cauri
                                Lanny Wijaya
                                Merry Yap
 ======
Agenda Kegiatan:

5-7 Februari
- Perayaan Imlek 2561/2010 yang digelar Komunitas Pemerhati Budaya Tionghoa Indonesia
di  Eat@Out Karebosi Link, Makassar.

20 Februari 2011
- Imlek bersama Vihara Girinaga dengan para nasabah Dhammamitra sekaligus Cathering ke-2 bersama Romo Cunda dari Jakarta. Acara ini digelar di Restoran Jamesons, Jl Dr Wahidin Sudiro Husodo, Makassar.

Tribun Timur

( Muh Izzat Nuhung)

Pemerhati Budaya Tionghoa

Rabu, 12 Januari 2011 | 13:16 WITA
Komunitas ini awalnya terbentuk dari diskusi-diskusi ringan yang rutin digelar sejumlah pemuda Tionghoa. Di antaranya Jefry Tandiharjo, Kusnaryo Sally, dan Ichwan Nyiolah.
Ide komunitas ini ternyata disambut baik Roy Ruslim, Rudy Johan, Albertus Yap dan Saiman Sutanto.
    Pertemuan perdana digelar di Rumah Makan Kaisar,  Makassar. Pada September lalu, Roy Ruslim, Rudy Johan, Djafar Basri, Saiman Sutanto, Albertus Yap, Ronny Djapasal ,Azis Ilyas, dan Fonny Wijadi menggelar pertemuan. Pada pertemuan ini disepakati untuk mengawali keberadaan komunitas ini dengan menggelar kegiatan yang memanfaatkan momentun Imlek 2562/2010.
    Komunitas ini menegaskan diri tak berbau politik. Komunitas ini juga terbuka bagi semua etnis, apa pun latar belakangnya. Komunitas ini digawangi beberapa pemuda dari berbagai elemen agama yang ada.
    Maka logo komunitas pun disepakati memakai simbol Pakkua atau simbol keseimbangan hidup secara alamiah. 
    "KPBTI juga akan rutin melaksanakan dialog budaya di warung-warung kopi secara bergilir. Program ini akan diagendakan dalam tiga bulan sekali. Para pakar pembicara pun akan diundang secara bergilir,"
(mda)
Tribun Timur

( Muh Izzat Nuhung)

Imlek, Baju Baru, dan Cita-cita

Rabu, 12 Januari 2011 | 13:14 WITA
Jenifer Munda, mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Makassar, mengaku sangat bahagia karena perayaan Imlek 2562/2011 sebentar lagi tiba.
    Bagi Jenifer, Imlek adalah momen lebih mempererat lagi hubungan dengan sesama keluarga, sahabat, dan sesama anak bangsa.     Imlek bagi lajang ini juga adalah momen mengucapkan syukur atas berbagai rezeki kepada Sang Pencipta dan memohon untuk terhindar dari berbagai bencana.
    "Tapi saya juga heran, karena sebagian yang merayakan Imlek memaknainya sebagai momen untuk membeli barang-barang baru seperti baju baru," ujar wanita kelahiran Makassar 20 April 1992 lalu ini saat ditemui usai ibadah di Vihara Girinaga, Jl Gunung Salahutu II, Makassar, Minggu (9/1) lalu.
     Menyinggung cita-citanya, Jenifer yang akrab disapa Bol ini mengaku sejak masih kecil  bercita-cita menjadi seorang notaris profesional.
Menurutnya profesi notaris memang sangat cocok dan pantas bagi seorang wanita seperti dirinya.
    "Dalam profesi ini kita juga luwes memiliki banyak kenalan atau relasi. Sehingga kita dapat mengukur sendiri kemampuan kita dalam bekerja. Karena kuliah adalah sebab dan kerja adalah akibat," paparnya.
    Menurutnya, pekerjaan itu harus sesuai kemampuan dan keterampilan yang diniatkan, pelajari dan dipraktikkan.
    "Kelemahan sumber daya manusia saat ini adalah pendidikan yang dijalani tidak sesuai cita-cita dan asal dapat ijazah. Padahal keprofesionalan seseorang dalam berkarier atau bekerja, tidak disebabkan banyaknya gelar yang disandangnya. Melainkan, kuatnya power atau skill yang tertanam dalam diri seseorang," ujarnya. (moeh david aritanto)

Data diri:
Nama:  Jenifer Munda
 Lahir: Makassar,20 April 1992
Pendidikan: Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Makassar
Hobi : Belanja dan renang
Shio : Monyet
Agama: Buddha
Alamat : Jl Sultan Alauddin, Makassar.
Tribun Timur

( Muh Izzat Nuhung)

Perayaan Imlek di Makassar Lebih Meriah

Dihadiri Artis Jakarta dan Pesta Kembang Api
Abbas Sandji

Pernak-pernik Imlek di Kota Makassar
Rabu, 12 Januari 2011 | 13:19 WITA
Makassar, Tribun - Perayaan Imlek 2562/2011 yang akan digelar di Makassar Februari mendatang bakal lebih meriah dan semarak.
    Perayaan tahun baru China yang digelar Komunitas Pemerhati Budaya Tionghoa Indonesia (KPBTI) bekerja sama dengan Tribun Timur itu akan dimeriahkan dengan berbagai acara.
    Di antaranya pameran foto Pecinan tempo doeloe dan pameran barang-barang Tionghoa tempo doeloe seperti kumpulan buku-buku komik tulisan tangan dalam aksara Lontarak dan Mandarin, kamera kayu, barongsai tempo doeloe dan berbagai barang kenangan lainnya.
    Pameran ini akan digelar di Eat@out Karebosi Link, Makassar, pada 507 Februari nanti.
    "Akan ada juga dialog budaya interaktif yang membahas seputar sinergi dan asimilasi warga Tionghoa. Acara ini juga digelar di Eat@Out Karebosi Link," ujar , salah seorang penggagas pembentukan KPBTI sekaligus ketua panitia perayaaan tersebut saat ditemui di Karebosi Link, Makassar, akhir pekan lalu.
    Selain itu akan ada juga Malam Satu Hati yang akan menampilkan Tari Empat Etnis Sulsel, Tari Mandarin, Tari Minangkabau yang dimainkan anak-anak Minang yang berdarah Tionghoa dan Oriental Band Makassar. Acara ini akan digelar di Lapangan Karebosi pada 6 Februari.
    "Artis Mandarin Jakarta Chintia, Four Seasons Band Jakarta, sang juara dunia barongsai kategori bermain tonggak, Dragon Phoenix Jakarta, dan sang juara funia Pekingsai Wincung Jakarta juga akan memeriahkan acara Malam Satu Hati," ujar Roy Ruslim.    
    Acara tersebut akan ditutup dengan acara Malam Pagelaran Seni. Pada acara ini juga masih akan menampilkan antara lain artis Mandarin Jakarta Chintia, Oriental Band Makassar, Four Seasons Banda Jakarta, Tari Mandarin, dan atraksi Wu Shu.
    "Akan ada juga pesta kembang api sebagai penutup acara ini," katanya. (moeh david aritanto)
Tribun Timur

( Muh Izzat Nuhung)

Jamu Tradisional Tionghoa yang Digemari

Senin, 10-01-2011

Sejak zaman dahulu, Suku Tionghoa di berbagai kota di Indonesia menjadi pedagang. Upaya mempertahankan hidup yang dramatis namun bertanggung jawab itu merupakan sebuah episode pada babak dinamika ekonomi etnis Tionghoa di Indonesia.
Suku Tionghoa menggerakkan ekonomi dari berbagai sisi. Dari yang kecil hingga skala besar. Dari pedagang kelontong hingga agen perjalanan laut, dan sebagainya.

Salah satu yang terkenal yakni Jamu Nyonya Lim Seng Tjoan, yang dikelola secara industri rumah. Dinamakan industri rumah karena sejak bahan datang diperoleh dari pemasok di sekitar lereng Gunung Ciremai.
Menurut Liem Hwat Thay (67), cucu Nyonya Liem Seng Tjoan, usaha jamu tradisinya memang sampai kini masih bertahan, bahkan hanya tersisa di 2 (dua) tempat, yakni jamu miliknya dan Jamu Nyonya So, namun perpu-tarannya tidak seramai tahun 1970 – 1980 an. Kini Jamu Nyonya Liem Seng Tjoan ha-nya mengolah ramuan sebesar 600 kg bruto, untuk masa ka-daluarsa 6 (enam) bulan.
Artinya setiap 6 (enam) bulan produksi jamunya diperbarui. Itu sebabnya setiap kali ada pemeriksaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) atau Dinas Kesehatan setempat, produksi jamunya tergolong layak jual dan tidak berbahaya bagi kesehatan konsumen.
Kendala yang muncul menurut suami Kwa Lian Tjun (63) ialah tentang regenerasi peracikan jamu. Katanya, “Anak-anak tidak ada yang bisa meramu (meracik) bahan baku jamu bagi sebuah penyakit. Padahal saya sudah mengajarkan, tapi minat anak mantu kepada usaha jamu tradisional semakin berkurang”.
Ia khawatir sepeninggalnya nanti, apakah Jamu Nyonya Liem Seng Tjoan yang diba-ngun neneknya pada tahun 1930 ini akan tetap ada atau sebalik-nya. “Anak mantu tidak ada yang mampu meracik adonan jamu”.

Kwan Kong akan Turunkan Barongsai Pada Malam Imlek


Selasa, 11-01-2011
Kwan Kong akan Turunkan Barongsai
Pada Malam Imlek
MAKASSAR, UPEKS—Klenteng Kwan Kong, sebagai klenteng tertua di Kota Makassar, akan menghadirkan atraksi barongsai pada malam tanggal 30 Bulan ke-12 Penanggalan Imlek atau Chuxi dalam bahasa Tionghoa. Hari itu adalah malam terakhir menjelang Hari Tahun Baru Imlek.
Pimpinan Kwan Kong, Kusdiagung Gosal, yang ditemui di Klenteng Kwan Kong, Senin (10/1), mengungkapkan,
sebelum malam Imlek, beberapa kegiatan juga akan dilaksanakan. Diantaranya, dimandikannya Dewa-Dewanya dan mengadakan pembersihan tiga hari sebelum Imlek.
“Setelah pembersihan akan dimulai memasang kuplet dan lampion perayaan Tahun Baru Imlek,” kata Kusdiagung Gosal.
Dikatakannya, persiapan Imlek tahun ini di Klenteng Kwan kong, dilakukan dalam menciptakan suasana riang gembira. Pada Malam tanggal 30 Bulan ke-12 Menjelang akhir Hari Tahun Baru Imlek, yaitu Chuxi, seisi keluarga akan berkumpul untuk makan bersama.
Chuxi dalam Bahasa Tionghoa berarti mencabut malam ter-akhir supaya menyonsong kedatangan Tahun yang baru.
Adat Istiadat tentang makan malam pada Hari Chuxi berbeda dari tempat ke tempat di Tiongkok. Di bagian selatan, lauk-pauk yang disajikan pada malam itu harus meliputi tahu dan ikan, yang dalam Bahasa Tionghoa lafalnya sama dengan “Kaya dan Kemakmuran” di bagian Utara Jiaozi adalah makanan yang tak boleh kurang pada Malam Chuxi.
Jiaozi dalam Bahasa Tionghoa, melambangkan Reuni Keluarga. Pada Malam menjelang Tahun Baru Imlek, biasanya orang tua akan membawa anaknya ke sanak saudara dan handai tau-lannya untuk mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek, begitu juga sebaliknya.
Sedangkan di rumah, generasi mudaharus me-ngucapkan Selamat Tahun Baru kepada generasi tua, dan generasi tua harus memberikan hadiah kepada bocah yang belum dewasa.
“Dalam keceriaan Imlek nantinya, Barongsai dihadirkan di depan Klenteng Kwan Kong, untuk memeriahkan acara Imlek. Barongsai menyambangi setiap rumah, toko, atau mengambil Angpao dari masyarakat yang memberi,” ungkapnya.
Biasanya, lanjut lelaki berusia 60-an itu. Barongsai akan melakukan atraksi di jalan-jalan pada hari keempat setelah Imlek dan perayaan Cap Go Meh. Sehingga atraksi Barongsai mengundang pengunjung.

Belum Menikah, Tidak Boleh Memberikan Angpao?


Rabu, 12-01-2011

Orang yang telah menikah dalam culture Chinese dianggap mereka telah mapan dan secara ekonomi lebih baik daripada mereka yang belum menikah. Juga perkembangan psikologis bagi mereka yang menikah rata-rata lebih baik daripada mereka yang belum menikah.
Mereka yang telah menikah dianggap telah berhasil membentuk suatu keluarga yang baru. Walaupun status adik, tapi jika telah menikah, kedudukannya lebih tinggi dari kakak-nya yang belum menikah.
Untuk itu, biasanya sang adik memberi angpao kepada kakaknya. Tidak perduli berapa umur kakaknya dan tidak perduli berapa kekayaan kakaknya.
Tapi hal ini tidak berlaku bagi mereka yang memiliki kar-yawan. Mereka yang belum menikah tapi memiliki kar-yawan diwajibkan memberi anggpao sebesar satu bulan gaji kepada karyawannya. Biasanya angpao untuk karyawan itu diberikan pada tanggal 23 atau 24 bulan 12. Ini diutamakan sebab mereka para karyawan juga memerlukan uang untuk mempersiapkan diri menyambut Imlek.