Sekolah Budaya - Kine Klub - Serambi Nusantara - Lego Lego - Pustaka Budaya - Cafe Nusantara

Jumat, 07 Januari 2011

Dulu Warkop Fat Heng Sekarang Pangsit Sulawesi



Rabu, 5 Januari 2011 | 15:34 WITA
SEORANG generasi Tionghoa Hainan yang kreatif, Sucianto (40) yang ditemui Tribun di warungnya di Jl Sulawesi sudut Jl Lembeh Makassar, pekan lalu, mengatakan, dulu tempat usahanya yang masih ditempati hingga sekarang bernama Warung Kopi Fat Heng.
Warung Kopi ini didirikan ankongnya (Opa) yang bernama Ho Chien Hoa yang meninggal pada tahun 1994.
Waktu itu kata Suci, Jl Sulawesi masih bernama Jl Klenteng, sedang Jl Lembeh bernama Jl Pakareppe.
Semantara Fat Sheng adalah bahasa Mandari yang artinya sejahtera dan sehat. Setelah angkonnya tua, ayahnya yang bernama Ho Chi Ming (63) mengambil alih pengelolaan warkop Fat Sheng.
Dari tangan ayahnya, Sucianto mengambil alih usaha warkop Fat Sheng, Tetapi namanya bukan lagi sekadar Warkop Fat Sheng melainkan diganti menjadi Warkop dan Pansit Mi Sulawesi.
Mengapa Sucianto menambahkan mengembangkan jualannya ke Pansit Mi? Menurut Sucianto, dulu semasa kecil dirinya melihat kawasan pecinan tidak ada yang menjual pansit mi tanpa daging merah (babi).
"Warga yang tidak makan daging merah biasanya mencari rumah makan yang terbebas dari unsur daging babi agar bisa mencicipi masakan khas Tionghoa. Itulah ide awalnya," urai Suci.
Akhirnya dia dan iparnya mencoba meramu bumbu pansit khas Tionghoa tanpa daging babi.
Alhasil dia menemukan satu resep kombinasi, yakni pansit mi yang diberi daging ayam panggang penganti daging babi, dan  beberapa menu lainnya, seperti nyuknyang ikan dan bubur ayam.
Seteleh buka, tidak serta merta orang mempercayainya. Maka terpikirlah Sucianto memasang merek walau sebatas spanduk yang bertuliskan Pansit Mi Sulawesi.
Tulisan yang terpampang juga memakai dua karakter bahasa. Bahasa Mandarin dan lontarak.
Sejak spanduk itu terpasang, orang-orang yang tidak makan daging babi pun berdatangan dari berbagai arah kota Makassar. Bahkan beberapa staf bank sering mampir berkumpul untuk santap siang bersama.
Kepada Tribun, Sucianto mempersilakan untuk melihat dapur dan tempat masak. "Kami steril dari babi. Muda-mudahan bisa dapat pengakuan halal dari MUI," ujarnya sambil tersenyum.(mda)
 
Tribun Timur
Lebih Interaktif, Lebih Akrab

Redaksi: 081.625.2233 (SMS), tribuntimurcom@yahoo.com, Makassar/39933559610' target='blank'>Facebook Tribun Timur Berita Online Makassar, twitter.com/tribuntimur
Sirkulasi: 081.625.2266 (SMS)
Iklan: 0411 (8115555)
( Muh Izzat Nuhung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar